Sekilas.co – Edisi Kamis (16/10/2025) menyoroti beragam dinamika penting di dunia korporasi dan pasar modal Indonesia. Mulai dari persoalan hukum yang membayangi emiten sawit besar, pergerakan investor asing di saham batu bara, strategi BUMN tambang dalam mengoptimalkan aset negara, hingga prospek bisnis emiten teknologi setelah lelang frekuensi 1,4 GHz.
-
Emiten Sawit Tersandung Legalitas Lahan, dari Milik Bakrie hingga Haji Isam
Sejumlah emiten sawit besar tengah menghadapi sorotan terkait status dan legalitas lahan yang mereka kelola. Perusahaan-perusahaan sawit yang berada di bawah kendali Grup Bakrie hingga konglomerat Haji Isam kini memberikan klarifikasi dan penjelasan kepada publik serta otoritas. Sepanjang sepekan terakhir, isu ini menjadi perhatian investor karena dinilai dapat mempengaruhi stabilitas operasional dan valuasi saham sektor perkebunan. -
Mengenal Chengdong Investment, Investor China yang Kian Agresif Lepas Saham BUMI
Chengdong Investment Corporation, salah satu pemegang saham utama PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), tercatat semakin gencar melepas kepemilikannya di emiten batu bara tersebut. Berdasarkan data transaksi di Bursa Efek Indonesia, sejak Desember 2024 hingga Juni 2025, Chengdong telah menjual sekitar 2,53 miliar saham BUMI secara bertahap dengan rentang harga antara Rp108 hingga Rp143 per lembar. Aksi jual ini memunculkan spekulasi baru di pasar terkait strategi investasi jangka panjang perusahaan asal Tiongkok tersebut. -
BUMN Tambang PT Timah (TINS) Siap Rebound lewat Pelimpahan Aset oleh Kejagung
PT Timah Tbk. (TINS), emiten tambang milik negara yang saat ini tengah menghadapi suspensi perdagangan saham, mulai menyiapkan strategi pemulihan kinerja melalui pengelolaan aset hasil pelimpahan dari Kejaksaan Agung. Aset tersebut berasal dari kasus pertambangan ilegal yang telah disita negara. Manajemen optimistis, tambahan aset ini dapat menjadi katalis positif untuk memperbaiki kinerja keuangan dan memperkuat posisi TINS di industri pertambangan nasional. -
Grup Astra (ASII) Siapkan Langkah Ekspansi di Tengah Sinyal Rebound Otomotif
PT Astra International Tbk. (ASII) melihat peluang pertumbuhan baru di tengah mulai pulihnya industri otomotif nasional. Data industri menunjukkan adanya rebound pada volume wholesales kendaraan roda empat (4W) di kuartal III/2025, dengan Astra berhasil mempertahankan pangsa pasar sekitar 52%. Kondisi ini memberikan ruang bagi perusahaan untuk memperluas lini produk, memperkuat ekosistem kendaraan listrik, serta memperdalam penetrasi ke segmen pasar menengah. -
Peluang Baru bagi DSSA dan WIFI Pasca Lelang Frekuensi 1,4 GHz
Hasil lelang frekuensi 1,4 GHz yang diumumkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memunculkan dinamika baru di sektor telekomunikasi. PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), berhasil memenangkan wilayah Regional I, sedangkan PT Eka Mas Republik, entitas dari PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA), mengamankan Regional II dan III.
Kedua perusahaan ini kini memiliki peluang strategis untuk memperluas jaringan, memperkuat layanan digital, serta berperan dalam pengembangan infrastruktur konektivitas nasional. Para analis menilai, hasil lelang tersebut dapat menjadi momentum positif bagi DSSA dan WIFI untuk memperkuat posisi mereka di ekosistem telekomunikasi berbasis data dan teknologi baru.





