Sekilas.co – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan sementara atau melakukan suspensi perdagangan saham PT Estee Gold Feet Tbk. (EURO) mulai sesi I perdagangan, Senin (20/10/2025).
Dalam pengumuman resminya, BEI menjelaskan bahwa keputusan suspensi dilakukan menyusul terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham emiten tersebut dalam waktu relatif singkat.
“Dalam rangka cooling down dan sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham EURO pada perdagangan tanggal 20 Oktober 2025,” tulis manajemen Bursa dalam keterangan resminya.
Suspensi perdagangan saham EURO diberlakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan keputusan investasinya secara lebih matang berdasarkan informasi yang tersedia. “Para pihak yang berkepentingan diharapkan selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan,” tambah pihak BEI.
Berdasarkan data perdagangan BEI, harga saham PT Estee Gold Feet Tbk. (EURO) tercatat naik 9,63% atau 47 poin ke level Rp535 per saham pada penutupan perdagangan Jumat (17/10/2025). Dalam satu bulan terakhir, saham EURO telah melonjak 92,45%, dan secara year-to-date (sejak awal tahun 2025) telah terbang 361,21%.
Sebelum suspensi dilakukan, saham EURO sempat masuk dalam daftar Unusual Market Activity (UMA) yang diumumkan oleh BEI pada 15 Oktober 2025, menyusul pergerakan harga dan pola transaksi yang dianggap tidak biasa.
“Pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal,” ujar Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, dalam keterangannya.
BEI menyatakan masih terus mencermati perkembangan pola transaksi saham EURO untuk memastikan transparansi dan keteraturan pasar tetap terjaga. Emiten ini dikenal sebagai produsen kosmetik dan peralatan rumah tangga yang sahamnya sempat menjadi perhatian investor ritel karena lonjakan harga ekstrem sepanjang 2025.





