sekilas.co – PEMERINTAH Kabupaten Boyolali menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menghemat anggaran, termasuk menghapus biaya perjalanan dinas dan studi banding.
Langkah ini dilakukan menyusul pemangkasan dana transfer daerah untuk Kabupaten Boyolali oleh pemerintah pusat sebesar 15,02 persen atau senilai Rp 254 miliar pada 2026.
“Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Boyolali akan menerapkan skala prioritas dalam upaya efisiensi anggaran.”
“Terjadi pengurangan dana transfer sebesar 15,02 persen,” ungkap Wiwis kepada wartawan di Boyolali, Senin, 20 Oktober 2025.
Jumlah dana transfer dari pemerintah pusat yang diterima Kabupaten Boyolali untuk tahun anggaran 2026 mencapai sekitar Rp 1,4 triliun, berkurang Rp 253,8 miliar dibandingkan rencana tahun 2025 sebesar Rp 1,6 triliun.
Wiwis menyampaikan bahwa pengurangan alokasi dana transfer ke daerah pada 2026 terjadi pada dana bagi hasil pajak, dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK) fisik, dana desa, dan insentif fiskal. Untuk DAK, alokasinya bahkan nol.
“Kami akan mengirimkan surat edaran (SE) ke masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melakukan efisiensi. Kami meminta OPD menyusun skala prioritas,” ujarnya.
Wiwis menjelaskan beberapa langkah efisiensi, antara lain penghapusan anggaran perjalanan dinas dan studi banding. Efisiensi juga akan dilakukan pada pengadaan alat tulis kantor (ATK).
“Contohnya, untuk ATK hanya dialokasikan 50 persen dari sebelumnya. Perjalanan dinas untuk studi banding di 2026 ditiadakan. Jadi hal-hal teknis seperti ini yang kita atur,” jelasnya.
Meski begitu, Wiwis menegaskan bahwa pemangkasan dana transfer ke daerah tidak akan berdampak signifikan pada pembangunan. Pembangunan tetap menjadi prioritas. Sebagai contoh, pembangunan Pasar Karanggede tetap diprioritaskan karena keberadaannya penting bagi hajat hidup banyak orang.
“Seperti pembangunan Pasar Karanggede yang sempat ditunda, tetap akan diprioritaskan. Ini penting bagi hajat hidup warga dan para pedagang di sana,” ungkap Wiwis.





