sekilas.co – PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) mengungkapkan bahwa 12 menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) roboh akibat banjir yang melanda Sumatera, sehingga mengganggu suplai listrik di Provinsi Aceh. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut sekitar 500 petugas gabungan dari berbagai unit PLN di seluruh Indonesia telah dikerahkan untuk mempercepat pembangunan menara transmisi darurat.
“Kami juga turun langsung untuk mengecek kesiapan personel serta material yang digunakan dalam pembangunan tower transmisi darurat,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu, 29 November 2025. Ia menegaskan bahwa mobilisasi material PLN berlangsung tanpa henti, dengan dukungan dari Pemerintah Provinsi Aceh, TNI, Polri, dan BPBD Aceh. Seluruh material menara dikirim melalui jalur darat dan juga diterbangkan ke lokasi-lokasi terisolasi menggunakan helikopter maupun pesawat.
Menurut Darmawan, set material menara turut diterbangkan dari Pulau Jawa menggunakan pesawat Hercules milik TNI. Selain itu, bantuan berupa genset, sembako, lampu darurat, dan perlengkapan lainnya disalurkan ke wilayah terdampak.
“Kami juga mendatangkan para ahli serta tim gabungan. Semua bergerak bersama, berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, tim penyelamat, TNI, dan Polri,” katanya. PLN juga menyiagakan genset di beberapa objek vital seperti rumah sakit, puskesmas, bandara, dan kantor pemerintahan agar layanan publik di Aceh tetap berjalan. Lampu darurat pun telah didistribusikan ke rumah ibadah dan lokasi pengungsian untuk memastikan aktivitas malam hari tetap berlangsung.
PLN turut membangun island operation Nagan Raya dengan beban hingga 100 Megawatt dan island operation Arun dengan beban 16 Megawatt. Fasilitas tersebut membantu memasok listrik di sebagian wilayah Aceh, terutama untuk pelayanan publik. “Ratusan petugas di lapangan bekerja all out 24 jam tanpa henti untuk menyelesaikan misi kemanusiaan ini,” tutur Darmawan.
Pelepasan bantuan dilakukan melalui apel siaga tim recovery bencana Aceh di Landasan Udara Sultan Iskandar Muda, kemarin. Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menyampaikan bahwa 18 dari 23 kabupaten/kota di Aceh mengalami kerusakan parah.
Penduduk di wilayah terdampak masih terisolasi karena akses komunikasi terputus dan listrik padam akibat robohnya sejumlah menara PLN. “Banyak korban, termasuk beberapa kampung dan tempat yang hilang. Sampai sekarang statusnya belum diketahui,” kata Muzakir.
Ia mengapresiasi bantuan dan upaya pemulihan kelistrikan dari PLN, serta berharap listrik dapat segera kembali tersalurkan. Sebagaimana diketahui, bencana ini juga terjadi di Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, setelah hujan deras beberapa hari sebelumnya memicu banjir dan longsor.




