Sekilas.co – EMITEN pengelola platform e-commerce Blibli, PT Global Digital Niaga Tbk (kode emiten: BELI), mengumumkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 270 karyawan. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya penyesuaian struktur organisasi guna meningkatkan efisiensi dan membuka peluang pertumbuhan yang lebih berkelanjutan bagi perusahaan.
Direktur PT Global Digital Niaga, Eric Winarta, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan paket kompensasi khusus untuk memastikan seluruh hak karyawan yang terdampak PHK terpenuhi sesuai dengan ketentuan hukum ketenagakerjaan di Indonesia.
“Dalam pelaksanaannya, perseroan telah memberikan paket kompensasi untuk memastikan pemenuhan seluruh hak para karyawan yang terdampak telah sesuai atau bahkan lebih daripada yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia,” ujar Eric dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 4 November 2025.
Eric menambahkan bahwa langkah penyesuaian organisasi ini bukan keputusan yang mudah, namun diharapkan dapat membawa dampak positif bagi kinerja jangka panjang perusahaan. “Manajemen perseroan percaya bahwa penyesuaian organisasi akan memiliki dampak positif terhadap kinerja perseroan di masa depan,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan hingga 30 September 2025, Global Digital Niaga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,85 triliun. Angka ini menurun tipis sebesar 0,24 persen dibandingkan rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,86 triliun. Meski masih mencatatkan kerugian, perusahaan tetap menunjukkan peningkatan kinerja operasional yang signifikan.
Sepanjang 2025, BELI berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp15,2 triliun, naik 25,61 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 yang sebesar Rp12,13 triliun. Laba bruto juga mengalami peningkatan menjadi Rp2,6 triliun, naik 14,47 persen dari Rp2,3 triliun pada tahun sebelumnya. Namun, peningkatan beban operasional masih menekan laba bersih.
Beban umum dan administrasi tercatat mencapai Rp2,84 triliun, beban penjualan sebesar Rp1,52 triliun, dan beban pokok penjualan serta pendapatan sebesar Rp12,56 triliun. Selain itu, beban bunga dan keuangan mencapai Rp182,9 miliar, beban pajak Rp55,76 miliar, serta beban lain-lain sebesar Rp55,2 miliar. Perseroan juga tercatat memiliki total utang sebesar Rp7,09 triliun.
Dari sisi neraca, total aset Blibli per kuartal III 2025 mencapai Rp17,52 triliun, meningkat 8,45 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp16,16 triliun. Direktur Global Digital Niaga, Ronald Winardi, menjelaskan bahwa peningkatan aset tersebut disebabkan oleh kebutuhan modal kerja baik di tingkat induk maupun entitas anak, seiring dengan ekspansi dan peluang pertumbuhan bisnis. “Kenaikan aset meliputi peningkatan persediaan sebesar Rp1,03 triliun dan peningkatan piutang sebesar Rp863 miliar,” ujarnya.
Ronald juga memaparkan bahwa dari sisi liabilitas, terdapat peningkatan signifikan pada utang bank sebesar Rp1,2 triliun, diikuti kenaikan beban aktual sebesar Rp138,9 miliar, utang lain-lain Rp119,8 miliar, dan utang dagang Rp474 miliar. Hal itu ia sampaikan dalam surat penjelasan resmi kepada BEI bertanggal 29 Oktober 2025, sebagai tindak lanjut atas perubahan lebih dari 20 persen pada pos aset maupun liabilitas perusahaan.




