Sekilas.co – BADAN Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menyampaikan harapan besar agar Garuda Indonesia dapat menjalankan transformasi menyeluruh setelah menerima dukungan pendanaan sebesar Rp23,67 triliun.
Managing Director Danantara Indonesia, Febriany Eddy, menuturkan bahwa proses transformasi ini tidak hanya berfokus pada satu aspek, tetapi mencakup pembenahan layanan, penataan kembali skema bisnis, penguatan keamanan operasional armada, hingga modernisasi teknologi yang selama ini menjadi salah satu kelemahan maskapai nasional tersebut.
Febriany menjelaskan bahwa peningkatan kualitas layanan merupakan langkah awal yang sangat penting. Ia ingin Garuda Indonesia mampu menghadirkan layanan terbaik di kelasnya, sehingga pelanggan merasakan pengalaman yang benar-benar berbeda sejak sebelum naik pesawat hingga setelah penerbangan berakhir.
Menurutnya, seluruh petugas yang berinteraksi langsung dengan penumpang harus memiliki dedikasi penuh terhadap pelayanan yang berstandar tinggi. Selain itu, fasilitas pendukung di kabin pesawat turut menjadi sorotan, seperti perbaikan koneksi WiFi, pembaruan konten hiburan selama penerbangan, peningkatan kualitas makanan yang disajikan, serta penyempurnaan layanan-layanan kecil yang selama ini sering dianggap remeh tetapi sangat berpengaruh bagi kenyamanan pengguna jasa.
“Perubahan semacam ini tidak bisa selesai dalam hitungan hari. Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dan setiap perbaikan membutuhkan proses. Tidak mungkin hari ini dibahas, besok langsung tuntas. Semua harus berjalan bertahap dan terencana,” kata Febriany menegaskan.
Setelah sektor layanan, Febriany menyoroti bahwa skema bisnis Garuda Indonesia juga perlu dirancang ulang. Penentuan rute-rute yang benar-benar menghasilkan keuntungan menjadi salah satu prioritas, mengingat banyak rute sebelumnya kurang efisien. Selain itu, potensi penguatan bisnis kargo dan peluang monetisasi melalui kerja sama atau aliansi dengan maskapai lain juga dinilai sangat penting untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan dalam jangka panjang.
Pada saat yang sama, aspek keamanan dan kelayakan operasi setiap armada menjadi salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan. Danantara meminta agar Garuda memastikan seluruh pesawat berada dalam kondisi optimal, termasuk meningkatkan ketepatan jadwal penerbangan yang selama ini menjadi salah satu kritik pelanggan.
Tidak ketinggalan, masalah teknologi menjadi perhatian utama. Febriany menyebut bahwa sistem teknologi yang digunakan maskapai masih jauh tertinggal dari standar industri modern. Banyak aplikasi internal yang berjalan sendiri-sendiri tanpa integrasi, sehingga menyebabkan proses kerja menjadi lambat dan tidak efisien. Modernisasi sistem digital, integrasi data, serta pembaruan perangkat teknologi menjadi bagian penting dari rencana transformasi jangka panjang.
Dalam keseluruhan program transformasi ini, Danantara memiliki target besar: seluruh pesawat Garuda Indonesia yang saat ini masih terparkir di hanggar akibat keterbatasan dana perawatan harus bisa kembali mengudara. Kondisi tersebut merupakan dampak dari pendapatan maskapai yang sempat merosot tajam dalam beberapa tahun terakhir.
sehingga banyak pesawat tidak dapat dirawat secara optimal. Dengan dukungan dana dan program pembenahan yang terstruktur, Febriany berharap armada Garuda dapat kembali beroperasi penuh dan membawa perusahaan menuju kinerja yang lebih sehat serta kompetitif.




