Harga Batu Bara Menguat Lagi Setelah Sempat Anjlok Hampir 2 Persen

foto/ilustrasi

Sekilas.coHarga batu bara mencatat pemulihan pada perdagangan Selasa (2/3/2025) setelah sebelumnya merosot cukup dalam. Rebound ini terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi permintaan energi global menuju musim dingin serta sinyal perbaikan sentimen pasar komoditas.

Di pasar ICE Newcastle, harga batu bara untuk kontrak pengiriman bulan depan ditutup pada level US$ 108,80 per ton, naik 0,41% dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan tipis ini sekaligus mengakhiri tekanan yang terjadi di awal pekan, di mana harga anjlok 1,86% hingga menyentuh titik terendah sejak 11 November.

Baca juga:

Permintaan Musim Dingin Diantisipasi Meningkat

Memasuki akhir tahun, negaranegara di belahan bumi utara bersiap menghadapi musim dingin. Pada periode ini, konsumsi listrik cenderung meningkat karena penggunaan alat pemanas rumah tangga.

Namun di banyak negara Eropa, tantangan muncul seiring minimnya pasokan energi terbarukan akibat berkurangnya intensitas sinar matahari dan kecepatan angin. Kondisi tersebut membuat batu bara kembali menjadi andalan pembangkit listrik, meski sedang digenjot transisi menuju energi hijau.

Jerman menjadi salah satu contoh. Meski telah menutup seluruh pembangkit listrik tenaga nuklir pada 2023, negara tersebut masih mengoperasikan PLTU untuk mengantisipasi lonjakan permintaan saat energi terbarukan melemah. Situasi ini membuka ruang bagi meningkatnya kebutuhan batu bara pada musim dingin kali ini.


Sentimen Ekonomi Global Ikut Berpengaruh

Selain faktor cuaca, pasar batu bara turut dipengaruhi beberapa perkembangan eksternal, seperti:

  • Pemulihan industri di Tiongkok yang menjadi konsumen batu bara terbesar dunia.

  • Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah yang mendorong pelaku pasar melirik komoditas sebagai aset lindung nilai.

  • Fluktuasi harga gas alam, yang sering menjadi substitusi energi batu bara.

Jika harga gas melonjak, utilitas listrik biasanya kembali mengalihkan penggunaan ke batu bara karena dianggap lebih ekonomis.


Analisis Teknikal: Masih Bearish Tapi Berpotensi Rebound

Secara teknikal pada kerangka waktu harian:

  • RSI (Relative Strength Index): 42
    → masih berada di bawah batas netral (50), mengindikasikan tren bearish belum berakhir.

  • Stochastic RSI berada di level 0
    → menandakan kondisi oversold atau tekanan jual sudah sangat berlebih.

Kondisi ini membuka peluang pembalikan arah harga dalam jangka pendek.

Proyeksi Arah Harga Rabu (3/12/2025)

Skenario Level Harga Implikasi
Menguat Resistensi US$ 109 → menuju US$ 110–111 Momentum bullish berpotensi berlanjut
Melemah Support US$ 107 Jika tembus dapat berkoreksi ke US$ 105

Pelaku pasar akan mencermati apakah rebound saat ini mampu berlanjut menjadi tren kenaikan yang lebih kuat atau hanya jeda dalam tren turun yang masih dominan.

Artikel Terkait