Kinerja Unilever UNVR di Ujung 2025 Tertekan Isu Daya Beli dan Seruan Boikot

foto/istimewa

Sekilas.co – PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) melaporkan pertumbuhan laba bersih sebesar 10,81% menjadi Rp3,33 triliun per kuartal III/2025, dibandingkan dengan Rp3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini diraih di tengah tantangan lesunya daya beli masyarakat serta isu boikot terhadap sejumlah produk perseroan.

Berdasarkan laporan keuangannya, penjualan bersih UNVR tercatat meningkat tipis sebesar 0,71% year-on-year (yoy), dari Rp27,41 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp27,61 triliun pada kuartal III/2025.

Baca juga:

Segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh masih menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp17,52 triliun, meskipun turun 0,36% yoy. Sebaliknya, segmen makanan dan minuman tumbuh 2,64% yoy menjadi Rp10,08 triliun, mencerminkan pergeseran permintaan konsumen ke produk kebutuhan pokok.

UNVR juga mencatat kenaikan harga pokok penjualan sebesar 0,64% yoy menjadi Rp14,22 triliun, sementara laba bruto naik tipis 0,79% yoy menjadi Rp13,38 triliun. Namun, efisiensi yang dilakukan perusahaan berhasil menekan sejumlah beban. Beban pemasaran dan penjualan turun dari Rp6,87 triliun menjadi Rp6,45 triliun, sedangkan beban umum dan administrasi menurun dari Rp2,48 triliun menjadi Rp2,47 triliun.

Langkah efisiensi juga mencakup pengurangan beban karyawan, yang turun dari Rp1,76 triliun menjadi Rp1,56 triliun. Jumlah karyawan UNVR pun berkurang 390 orang dalam setahun, dari 4.451 orang (2024) menjadi 4.061 orang (per 30 September 2025).

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menyebut ada tiga strategi utama yang dijalankan perusahaan sepanjang 2025 untuk mempertahankan pertumbuhan: dari sisi kategori produk, kanal distribusi, dan efisiensi biaya.

Dari sisi kategori produk, UNVR mengarahkan portofolionya pada segmen dengan potensi pertumbuhan lebih tinggi dan memperkuat permintaan melalui strategi digital dan sosial. Sepanjang 2025, lebih dari 85% merek UNVR meluncurkan inovasi baru, termasuk optimalisasi ukuran kemasan, penyempurnaan formulasi produk, serta penyesuaian harga agar tetap kompetitif di pasar.

Sebanyak 14 merek utama, di antaranya Pepsodent, Bango, Royco, Sunlight, Molto, Vaseline, Close Up, Glow & Lovely, Rexona, Tresemme, Dove, Zwitsal, Wipol, dan Clear, mencatatkan pertumbuhan positif hingga September 2025. Keempat belas merek tersebut berkontribusi sekitar 65% terhadap total penjualan perseroan.

Dari sisi kanal distribusi, Unilever berfokus menjaga stabilitas harga dan menurunkan stok di saluran perdagangan untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok. Perseroan juga mendorong peningkatan layanan pelanggan dan pengembalian investasi (ROI) bagi mitra distributor.

Transformasi Go-to-Market turut diperkuat melalui peningkatan cakupan ritel sebesar 18%, jumlah tenaga penjualan 19%, serta variasi produk hingga 16%. UNVR juga mengembangkan platform digital “Sahabat Warung” untuk memperluas penetrasi pasar dan memperkuat hubungan dengan pelaku usaha kecil.

Dari sisi biaya, UNVR fokus meningkatkan margin kotor dengan disiplin pengelolaan keuangan dan penerapan transformasi digital di seluruh rantai nilai. Strategi ini menghasilkan efisiensi signifikan yang memungkinkan perusahaan melakukan reinvestasi pada area prioritas pertumbuhan.

“Langkah-langkah yang telah kami lakukan untuk menyederhanakan portofolio, berinvestasi pada merek-merek kami, dan membangun keunggulan eksekusi, telah mempersiapkan kami untuk dampak jangka panjang,” ujar Benjie Yap, Kamis (23/10/2025).

Strategi Unilever di Akhir 2025

Memasuki kuartal terakhir tahun ini, UNVR berkomitmen menjaga disiplin eksekusi bisnis dan memperkuat fondasi pertumbuhan berkelanjutan. Benjie mengakui, tekanan daya beli masyarakat masih terasa di sejumlah segmen, terutama produk kosmetik dan kecantikan yang mengalami koreksi penjualan pada kuartal III/2025.

“Yang penting adalah bagaimana kita menetapkan portofolio yang tepat agar tetap mendukung kebutuhan konsumen ketika tekanan ekonomi menghantam mereka,” jelasnya dalam paparan publik Unilever.

Salah satu langkah penyesuaian dilakukan dengan meluncurkan ulang beberapa produk pada kuartal III/2025. Peluncuran ini tidak hanya memperkuat portofolio yang sudah ada, tetapi juga memberikan nilai tambah dan relevansi baru bagi konsumen.

Unilever juga terus memperluas pasar untuk mendorong pertumbuhan pendapatan. Per September 2025, perusahaan mencatat peningkatan sales representative sebesar 19% dan direct coverage sebesar 18%, seiring upaya memperkuat jaringan distribusi nasional.

“Kami akan terus meningkatkan profitabilitas, memperbanyak serta memperkuat kualitas toko kami. E-commerce akan menjadi salah satu motor pertumbuhan terbesar Unilever di masa depan,” ujar Benjie.

Selain menjaga ekspansi pasar, Unilever tetap fokus pada stabilisasi harga produk, terutama di tengah melemahnya daya beli. Namun, Benjie menegaskan bahwa setiap penyesuaian harga dilakukan dengan tetap menjaga kualitas dan nilai produk agar konsumen tetap percaya terhadap merek-merek Unilever.

Artikel Terkait