Sekilas.co – PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menargetkan produksi sebanyak 430.000 metrik ton kering (dmt) konsentrat tembaga sepanjang tahun 2025. Dari total tersebut, kandungan yang dihasilkan diperkirakan mencapai 228 juta pon tembaga dan 90.000 ons emas.
Manajemen AMMN menjelaskan bahwa target tersebut telah memperhitungkan produksi yang berasal dari stockpile, serta bijih segar berkadar rendah dari lingkar luar Fase 8, mengingat aktivitas tambang saat ini masih berfokus pada pengupasan batuan penutup di fase tersebut.
Selain target produksi 2025, AMMN juga memiliki persediaan (inventory) konsentrat sebesar 190.000 dmt pada akhir 2024. Hingga 30 September 2025, produksi konsentrat telah mencapai 310.143 dmt, di mana sebanyak 273.506 dmt telah diumpankan ke fasilitas smelter. Sementara itu, total inventory konsentrat di fasilitas penyimpanan per akhir September 2025 tercatat sebesar 226.637 dmt.
Sebagian dari persediaan tersebut akan diekspor, sedangkan sisanya akan diumpankan ke smelter seiring kemajuan proses perbaikan fasilitas. Perkembangan ini menunjukkan kemajuan yang konsisten menuju pemulihan penuh operasi smelter, serta menegaskan komitmen AMMAN dalam menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dan nilai jangka panjang.
Di sisi lain, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) juga telah memperoleh rekomendasi ekspor konsentrat tembaga sebesar 480.000 metrik ton kering dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Rekomendasi tersebut berlaku selama enam bulan mulai 31 Oktober 2025, dan menjadi dasar bagi Kementerian Perdagangan untuk menerbitkan Surat Persetujuan Ekspor (SPE) bagi AMNT.
Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau, menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai instansi, khususnya Kementerian ESDM, yang telah berkoordinasi erat memahami kendala teknis di fasilitas smelter AMMAN.
“Smelter kami harus berhenti beroperasi sementara pada Juli dan Agustus 2025 karena perbaikan di unit Flash Converting Furnace dan Sulfuric Acid Plant. Kerusakan ini murni di luar kendali kami, tidak disengaja, dan tidak dapat dihindari,” jelas Rachmat dalam keterangan resmi, Minggu (2/11/2025).
Menurutnya, penghentian sementara dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih parah serta memastikan keselamatan kerja. Proses perbaikan terhadap komponen utama smelter bersifat kompleks dan memerlukan pengerjaan menyeluruh, yang diperkirakan akan berlanjut hingga paruh pertama 2026.
Selama masa perbaikan, AMMAN tetap menjalankan operasi parsial dengan peningkatan produksi secara bertahap dan hati-hati, tanpa mengabaikan aspek keselamatan. Dengan dimulainya kembali ekspor konsentrat tembaga yang sempat terhenti sejak awal 2025, AMMAN memastikan kapasitas gudang penyimpanan tetap terjaga dan operasi tambang dapat berlanjut sesuai rencana.
Langkah ini juga memastikan kontribusi fiskal AMMAN terhadap perekonomian nasional dan daerah tetap terjaga seiring dengan kinerja penjualan yang terus membaik.





